Tentang Jagat Raya, Einstein Sang Selebritisnya sains telah menemukan teori relativitas umum dan Khusus. Daya gravitasipun berhasil dijelaskannya dengan sangat gamblang, yang sampai saat ini hukum-hukumnya masih berlaku dan dipergunakan sebagai pedoman oleh manusia dalam mempelajari pergerakan benda-benda masif di alam semesta ini seperti gerakan planet, gerakan bintang-bintang dan juga gerakan galaksi. Einstein meyakini bahwa alam semesta berperilaku teratur seperti yang diamatinya dikarenakan mematuhi hukum-hukum fisika. “Dan diapun mengatakan Tuhan tidak bermain dadu”
Memang jika kita perhatikan dan memikirkan alam semesta dengan seksama dan menggunakan pikiran kita untuk mengamati kejadian-kejadian yang ada maka kita akan menemukan keteraturan alam ini, alam seakan tunduk pada suatu aturan dan hukum yang kita hanya sedikit mengerti. Pergantian siang dan malam, pergerakan planet-planet yang dengan setia mengitari sang surya dan kesetian sang rembulan mendampingi bumi untuk mengelilingi sang surya sambil mengitarinya, bermilyard-milyard bintang dan planet yang bergerak dan tidak saling bertabrakan dan banyak lagi yang tidak kita ketahui. Ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak main-main, juga tidak sembarangan dalam menciptakan alam semesta ini. Semua seakan sudah diperhitungkan keakuratannya dan dibuat hukum yang mengaturnya.
Didalam Al-Quran Alla SWT berfirman dalam surat Al-Insyiqaq ayat 5 yang artinya :
“Dan (Bumi) patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya patuh”.
Pernahkah kita memikirkan ayat ini? Bentuk kepatuhan apa yang dimiliki bumi kepada Sang Penciptanya?. Pada saat kita kecil dan belajar Ilmu Pengetahuan Alam kita diterangkan oleh Guru kita bahwa bumi berputar pada porosnya sehingga terjadilah siang dan malam. Disamping itu bumi juga dengan setianya mengitari matahari sehingga terjadilah perubahan musim di bumi, dan itu dilakukan setiap waktu, terus dan terus. Apakah ini bentuk kepatuhan bumi? Ya ini menunjukkan ada hukum yang mengatur bumi yang mengharuskan bumi untuk patuh. Bumi adalah makhluk berarti ada hukum yang mengaturnya juga.
Didalam Surat Yaasin ayat 40 Allah SWT. Berfirman:
“Tidak mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang dan masing-masing beredar pada garis edarnya”.
Kita telah paham bahwa benda-benda langit itu berputar pada porosnya dan mengelilingi suatu pusat tertentu. Planet-planet berotasi dan mengelilingi matahari dengan lintasan ellips. Garis edar planetpun sudah ditentukan sendiri-sendiri. Bumi punya garis edar sendiri, marspun punya garis edar sendiri dan begitu juga planet-planet yang lain. Johanes Keppler yang mendukung Copernicus telah menyempurnakan teori helios sentries, yang menyatakan bahwa matahari adalah pusat peredaran planet-planet.
Mungkinkah bumi akan nyelonong ke garis edarnya mars atau yupiter ? atau sebaliknya? Apa yang terjadi jika mungkin?
Pada dasarnya lintasan planet berbentuk garis lurus yang terbelokkan akibat dari gravitasi matahari, karena matahari memiliki massa yang jauh lebih besar dari planet-planet sehingga lintasan planet yang mestinya lurus menjadi melengkung, terlengkungkan oleh ruang yang melengkung dikarenakan massa matahari tersebut .
Untuk mengilustrasikan bahwa ruang melengkung secara sederhana kita bisa mengambil selembar kain yang di pegang tiap sudut-sudutnya lalu kita gelindingkan dua bola pingpong yang terpisah pada jarak tertentu dalam hal ini tidak terjadi kelengkungan. Selanjutnya salah satu bola pingpong kita ambil dan menggantinya dengan bola bowling yang ukuran dan beratnya relative lebih besar jika di bandingkan dengan bola pingpong lalu keduanya kita gerakkanlurus , maka hamparan kain tadi akan melengkung dan bola pingpong akan bergerak menuju bola bowling tadi akibat hamparan kain yang melengkung tadi . Demikian gambaran sederhana tentang ruang yang melengkung akibat massa benda yang sangat besar.
Lalu apa yang terjadi bila tiba-tiba matahari lenyap? Menurut Newton, planet-planet akan kehilangan forsa gravitasi dari matahari dan seketika itu pula melanjutkan gerak lurusnya menjauh dari matahari. Ilustrasi yang benar namun tidak seluruhnya tepat. Einstein menambahkan bahwa cahaya memerlukan waktu 8 menit untuk mencapai bumi. Jika tiba-tiba matahari lenyap, maka kelengkungan ruang yang disebabkan massa matahari akan kembali ke kondisi ruang yang rata. Sehingga Einstein mengemukakan bahwa planet bumi tidak akan langsung meninggalkan orbitnya sebelum 8 menit, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh forsa gravitasi untuk mencapai bumi dari matahari.
Einstein telah menyelidiki cahaya dan menemukan bahwa cahaya merambat dengan sangat cepat yaitu dengan kecepatan hampir mendekati 300.000.000 m/s dan tidak satupun benda yang dapat bergerak melebihi kecepatan cahaya, hingga sangat cepatnya cahaya hanya butuh waktu sekitar 8 menit untuk sampai di bumi dari matahari.
Bagaimana jika matahari mengalami Red Giant?
Red Giant merupakan peristiwa dimana hydrogen yang ada di inti matahari yang mengalami reaksi fusi habis, maka pembakaran hydrogen akan keluar dari intinya, kemudian akan membentuk pembakaran pada kulit disekitar inti tersebut, dengan demikian inti matahari akan hancur tetapi bagian luarnya terdesak keluar dan matahari membesar dan membesar yang akhirnya bisa jadi sangat dekat dengan orbit bulan dan orbit bumi. Akibatnya segala kehidupan dibumi akan musnah akibat dari adanya panas dan radiasi yang sangat besar bahkan seluruh air laut mendidih dan akhirnya tidak ada lagi lautan. Jika kejadian ini benar terjadi maka matahari dan bulanpun sangat dekat.
Al-Qur’anpun menyatakan “Dan matahari dan bulan didekatkan” (Qs. Al-Qiyaamah:9)
“Dan apabila lautan dipanaskan” (Qs. At-Taqwa:6)
Alam Semesta akan Hancur?
Andrei Linde dan Renata Kallosh Profesor fisika di Stanford telah melakukan penelitian tentang kemungkinan terjadinya “kehancuran besar” alam semesta. Merekapun mengatakan : “ Beberapa tahun yang lalu tak seorangpun yang serius memikirkan tentang berakhirnya dunia dalam waktu 10 hingga 20 milyard tahun mendatang terutama semenjak kita mempelajari bahwa alam semesta terus berkembang, sekarang kita melihat bahwa hal itu merupakan kemungkinan yang jelas”.
Berdasarkan teori supergravitasi :”energy gelap dalam medan scalar tidak hanya sekedar mencapai zero, tetapi juga akan mencapai negative, bahkan kemungkinan akan menjadi minus tak terbatas, yang akan menyebabkan alam semesta berkembang semakin pelan, kemudian yang terjadi sebaliknya yang menyebabkan ruang angkasa dan waktu mengalami kehancuran bahkan kehancuran besar”.
“Barangkali kita berada pada siklus pertengahan jangka waktu alam semesta, bukan berada pada siklus permulaan”.
“Pada hari Kami gulung langit seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakan.” (Qs. Al-Anbiyaa’: 104)
Memang jika kita perhatikan dan memikirkan alam semesta dengan seksama dan menggunakan pikiran kita untuk mengamati kejadian-kejadian yang ada maka kita akan menemukan keteraturan alam ini, alam seakan tunduk pada suatu aturan dan hukum yang kita hanya sedikit mengerti. Pergantian siang dan malam, pergerakan planet-planet yang dengan setia mengitari sang surya dan kesetian sang rembulan mendampingi bumi untuk mengelilingi sang surya sambil mengitarinya, bermilyard-milyard bintang dan planet yang bergerak dan tidak saling bertabrakan dan banyak lagi yang tidak kita ketahui. Ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak main-main, juga tidak sembarangan dalam menciptakan alam semesta ini. Semua seakan sudah diperhitungkan keakuratannya dan dibuat hukum yang mengaturnya.
Didalam Al-Quran Alla SWT berfirman dalam surat Al-Insyiqaq ayat 5 yang artinya :
“Dan (Bumi) patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya patuh”.
Pernahkah kita memikirkan ayat ini? Bentuk kepatuhan apa yang dimiliki bumi kepada Sang Penciptanya?. Pada saat kita kecil dan belajar Ilmu Pengetahuan Alam kita diterangkan oleh Guru kita bahwa bumi berputar pada porosnya sehingga terjadilah siang dan malam. Disamping itu bumi juga dengan setianya mengitari matahari sehingga terjadilah perubahan musim di bumi, dan itu dilakukan setiap waktu, terus dan terus. Apakah ini bentuk kepatuhan bumi? Ya ini menunjukkan ada hukum yang mengatur bumi yang mengharuskan bumi untuk patuh. Bumi adalah makhluk berarti ada hukum yang mengaturnya juga.
Didalam Surat Yaasin ayat 40 Allah SWT. Berfirman:
“Tidak mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang dan masing-masing beredar pada garis edarnya”.
Kita telah paham bahwa benda-benda langit itu berputar pada porosnya dan mengelilingi suatu pusat tertentu. Planet-planet berotasi dan mengelilingi matahari dengan lintasan ellips. Garis edar planetpun sudah ditentukan sendiri-sendiri. Bumi punya garis edar sendiri, marspun punya garis edar sendiri dan begitu juga planet-planet yang lain. Johanes Keppler yang mendukung Copernicus telah menyempurnakan teori helios sentries, yang menyatakan bahwa matahari adalah pusat peredaran planet-planet.
Mungkinkah bumi akan nyelonong ke garis edarnya mars atau yupiter ? atau sebaliknya? Apa yang terjadi jika mungkin?
Pada dasarnya lintasan planet berbentuk garis lurus yang terbelokkan akibat dari gravitasi matahari, karena matahari memiliki massa yang jauh lebih besar dari planet-planet sehingga lintasan planet yang mestinya lurus menjadi melengkung, terlengkungkan oleh ruang yang melengkung dikarenakan massa matahari tersebut .
Untuk mengilustrasikan bahwa ruang melengkung secara sederhana kita bisa mengambil selembar kain yang di pegang tiap sudut-sudutnya lalu kita gelindingkan dua bola pingpong yang terpisah pada jarak tertentu dalam hal ini tidak terjadi kelengkungan. Selanjutnya salah satu bola pingpong kita ambil dan menggantinya dengan bola bowling yang ukuran dan beratnya relative lebih besar jika di bandingkan dengan bola pingpong lalu keduanya kita gerakkanlurus , maka hamparan kain tadi akan melengkung dan bola pingpong akan bergerak menuju bola bowling tadi akibat hamparan kain yang melengkung tadi . Demikian gambaran sederhana tentang ruang yang melengkung akibat massa benda yang sangat besar.
Lalu apa yang terjadi bila tiba-tiba matahari lenyap? Menurut Newton, planet-planet akan kehilangan forsa gravitasi dari matahari dan seketika itu pula melanjutkan gerak lurusnya menjauh dari matahari. Ilustrasi yang benar namun tidak seluruhnya tepat. Einstein menambahkan bahwa cahaya memerlukan waktu 8 menit untuk mencapai bumi. Jika tiba-tiba matahari lenyap, maka kelengkungan ruang yang disebabkan massa matahari akan kembali ke kondisi ruang yang rata. Sehingga Einstein mengemukakan bahwa planet bumi tidak akan langsung meninggalkan orbitnya sebelum 8 menit, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh forsa gravitasi untuk mencapai bumi dari matahari.
Einstein telah menyelidiki cahaya dan menemukan bahwa cahaya merambat dengan sangat cepat yaitu dengan kecepatan hampir mendekati 300.000.000 m/s dan tidak satupun benda yang dapat bergerak melebihi kecepatan cahaya, hingga sangat cepatnya cahaya hanya butuh waktu sekitar 8 menit untuk sampai di bumi dari matahari.
Bagaimana jika matahari mengalami Red Giant?
Red Giant merupakan peristiwa dimana hydrogen yang ada di inti matahari yang mengalami reaksi fusi habis, maka pembakaran hydrogen akan keluar dari intinya, kemudian akan membentuk pembakaran pada kulit disekitar inti tersebut, dengan demikian inti matahari akan hancur tetapi bagian luarnya terdesak keluar dan matahari membesar dan membesar yang akhirnya bisa jadi sangat dekat dengan orbit bulan dan orbit bumi. Akibatnya segala kehidupan dibumi akan musnah akibat dari adanya panas dan radiasi yang sangat besar bahkan seluruh air laut mendidih dan akhirnya tidak ada lagi lautan. Jika kejadian ini benar terjadi maka matahari dan bulanpun sangat dekat.
Al-Qur’anpun menyatakan “Dan matahari dan bulan didekatkan” (Qs. Al-Qiyaamah:9)
“Dan apabila lautan dipanaskan” (Qs. At-Taqwa:6)
Alam Semesta akan Hancur?
Andrei Linde dan Renata Kallosh Profesor fisika di Stanford telah melakukan penelitian tentang kemungkinan terjadinya “kehancuran besar” alam semesta. Merekapun mengatakan : “ Beberapa tahun yang lalu tak seorangpun yang serius memikirkan tentang berakhirnya dunia dalam waktu 10 hingga 20 milyard tahun mendatang terutama semenjak kita mempelajari bahwa alam semesta terus berkembang, sekarang kita melihat bahwa hal itu merupakan kemungkinan yang jelas”.
Berdasarkan teori supergravitasi :”energy gelap dalam medan scalar tidak hanya sekedar mencapai zero, tetapi juga akan mencapai negative, bahkan kemungkinan akan menjadi minus tak terbatas, yang akan menyebabkan alam semesta berkembang semakin pelan, kemudian yang terjadi sebaliknya yang menyebabkan ruang angkasa dan waktu mengalami kehancuran bahkan kehancuran besar”.
“Barangkali kita berada pada siklus pertengahan jangka waktu alam semesta, bukan berada pada siklus permulaan”.
“Pada hari Kami gulung langit seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakan.” (Qs. Al-Anbiyaa’: 104)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar