Membenam bersama bungkam yang tersiram kekaguman
Kau buat mataku menganga
Terpesona pada auramu yang bercahaya
Kali ini,
kau benar-benar telah melumatkan hatiku
Dalam pengakuan yang tersipu
Ah,,,,kau benar-benar telah melumatkan hatiku
Dalam pengakuan yang tersipu
Memang diam-diam aku mengagumimu
Ayu budimu telah menggubah semua nalarku
Nalar yang dahulu tenar layaknya bintang naga bonar
Sederhana pengorbananmu telah menyepuh seluruh egoku
Ego yang dulu jadi ratu disuatu bidang nafasku
Ya, aku mengaku
Aku kalah oleh euforiamu yang merona
Di pelan suaramu,
Kehormatanku tertelan oleh pesan katamu
Dikemesraan kecupanmu,
Kau sematkan pesan Tuhan dihatiku
“Bu Guru, ini kado pernikahan untuk Ibu,,,,”
Ah,,,Aku kalah oleh euforiamu yang merona
Di pelan suaramu,
Kehormatanku tertelan oleh pesan katamu
Dikemesraan kecupanmu,
Kau sematkan pesan Tuhan dihatiku
“Bu Guru, ini kado pernikahan untuk Ibu,,,,”
Kesederhanaan kado itu
telah merengkuh jiwaku
untuk lebih memaknai arti seorang guru
didepan mataku dan didalam hatiku
karena dalam diam aku mengagumimu,
wahai sang penebar ilmu,,,,^-^
Hana Aqila@Pedalaman Karangsari, Januari 9, 2011
“tercipta saat aku melihat seorang bocah kecil yang rela menempuh jarak berkilo2 hanya untuk memberikan kado pernikahan buat ibu gurunya. Terimakasih, wahai anak kecil, kau telah mengajariku bagaimana meghormati dan memaknai seorang guru; orang yang paling dirindu bagi mereka yang mencintai ilmu….”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar